Rangkuman buku
Pengarang : Ippho Santosa
#1. Sidik Jari Kemenangan (Lingkar Diri)
Setiap orang punya cara sendiri dalam meraih kemenangan,itulah sidik jari kemenangan
#2. Sepasang Bidadari (Lingkar Keluarga)
kita sering mendengar istilah LOA (Law of Attraction)
dalam upaya meraih impian. Dalam teori LOA, pikiran kita-lah yang
menarik segala sesuatu terjadi. Nah, doa itu terkait dengan LOA.
Gabungan antara adab doa dan hukum LOA membuat impian kita terwujud
dalam waktu yang jauh lebih cepat. Namun, keridhaan Yang Maha Kuasa itu
tidak terlepas dari keridhaan orang tua. Dalam buku ini, terdapat
istilah sepasang bidadari yang akan membantu kita dalam mempercepat
terwujudnya impian.Sepasang bidadari itu adalah ibu(orang tua) dan
istri(pasangan hidup kita)
Bagaimana mempercepat terwujudnya impian?
Sampaikan impian kita kepada sepasang bidadari, selaraskan. Bayangkan
impian kita, tetapkan kapan akan terjadi dan perjelas semuanya.
Positifkan kata-kata, Tetapkan 7 Y, yakin, yakin, yakin, yakin, yakin,
yakin, yakin. Pantaskan diri.
#3. Golongan Kanan (Lingkar Diri)
Memahami matematika Tuhan, rezeki memang
tidak masuk akal, Tuhan memang maha mencukupkan asal kita mau ikhtiar
dan yakin. Bertindak cara kiri, terkait hal yang teratur,
terukur,terencana, tidak melibatkan kreativitas, imajinasi dan
perasaan.Ibadah cara kiri : kaya dulu baru sedekah, mapan dulu baru
menikah, dapat nikmat dulu baru bersyukur dan berhusnudzon dll.Mengasah
otak kanan terkait dengan kreaticitas, imajinasi dan intuisi.Intuisi
berangkat dari empat titik tolak yaitu natural, rasional, emosional dan
spiritual.
#4. Simpul Perdagangan (Lingkar sesama)
Inilah cara yang paling masuk akal untuk
mendapatkan kekayaan. Mengapa? Karena kita tidak mungkin menjadi raja
seperti Nabi Sulaiman atau menjadi menteri seperti Nabi Yusuf. Nabi
Muhammad dan isterinya serta para sahabat kaya dengan menjadi pedagang.
Bahkan sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga ternyata hampir
semuanya pedagang. Sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah
perdagangan.
Bolehkah miskin? Donal Trump mengatakan “
Kalau andaterlahir miskin, itu bukan salah anda.Tapi kalau anda mati
miskin , itu salah anda.”Jelas, dengan kekayaan kita akan lebih mudah
dalam beribadah seperti berdakwah, meningkatkan bargaining position
umat, membangun saran umat, menegakkan ekonomi syariah, menuntut ilmu,
menafkahi keluarga, haji dan umrah, serta zakat dan sedekah. Begitu pula
sebaliknya, kefakiran akan mendekatkan diri pada kekufuran.
#5. Perisai Langit (Lingkar Diri)
Supaya rezeki bertambah,yang diajarkan
agama ? sedekah, dhuha, shalat tahajud, istighfar, zikir,tawakal,
syukur, menikah, haji, umrah,memperbaiki ibadah.Ketika sedekah belum
dibalas, coba rupiahkan kenikmatan2 yang telah kita peroleh (nama baik,
relasi, bisnis, ilmu,pasangan, anak, kesehatan dll).Maka bersedekahlah
lebih banyak, karena Allah pasti membalasnya.
#6. Pembeda Abadi (Lingkar Diri)
Jawab pertanyaan ini:
Apa yang anda minati?
Apa yang anda kuasai?
Apakah yang anda minati dan kuasai itu menghasilkan?
Apakah yang anda minati dan kuasai itu membahagiakan?
Apakah itu sesuai dengan persepsi publik terhadap anda?
Apabila anda bisa menjawab kelima
pertanyaan ini maka anda telah menemukan kekuatan utama anda, pembeda
abadi anda.Anda menciptakan suatu keajaiban.
#7. Pelangi Ikhtiar (Lingkar Diri)
Dalam pelangi ikhtiar ada 7 bias yaitu
impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan, dan
keikhlasan. Kesemuanya merupakan kebiasaan-kebiasaan dari para pemenang.
Dalam bias #1 yaitu impian, orang kanan yang imajinatif cenderung
optimis dan berani memiliki impian yang besar. Istilah kerennya ‘nothing is impossible! Impossible is nothing!’
Dan ternyata agama pun mengajarkan demikian. Karena bagi Tuhan Yang
Maha Kuasa tidak ada yang tidak mungkin. Kemudian bias #2 yaitu action (tindakan). Sebenarnya untuk menjadi pemenang syarat utamanya hanya dua yaitu DNA alias Dream N Action. Kalau otak kiri senengnya menimbang-nimbang, sedangkan otak kanan senengnya spontan dan action oriented.
Walaupun tidak ada yang salah dengan menimbang-nimbang. Cuma ya
menimbang-nimbangnya sekadarnya saja. Jangan sampai pertimbangan atau
perhitungan kita berlebihan. Karena hal tersebut cuma akan memicu
ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan, membuat kita melakukan
pembenaran-pembenaran atas kelemahan kita, serta membuang waktu. Lalu,
pembahasan bias #3 atau kecepatan. Sebelumnya kita tengok sejarah dimana
Daud (David) mampu menaklukkan Jalut (Goliath) hanya dengan kecepatan.
Bahkan diriwayatkan, Nabi Muhammad berjalan dengan sangat cepat
hampir-hampir menyerupai orang yang menuruni bukit. Jadi, action cuma tinggal action,
tanpa kecepatan! Bias #4 yaitu keyakinan. Tahukah kita bahwa mata uang
termahal adalah keyakinan. Hampir semuanya bisa dibeli dengan keyakinan.
Kemudian dalam kamus pemenang tidak ada yang namanya kegagalan. Yang
ada hanyalah pembelajaran. Nah inilah bias #5 yaitu pembelajaran.
Kemudian bias #6 yaitu kepercayaan. Kepercayaan lahir dari sebuah
integritas yang dimiliki seseorang. Dan integritas adalah sebuah faktor
pengali dalam menuju kesuksesan. Jadi, jangan sampai kita tidak
memiliki integritas dimana orang sudah tidak percaya lagi kepada kita.
Hal ini akan membuat kita amat sulit untuk bisa meraih sesuatu sehebat
apapun kita! Dan yang terakhir, yaitu keikhlasan (bias #7). Dimana
keihlasan juga merupakan faktor pengali. Maukah kita jika apa yang sudah
kita lakukan terkait bias #1 sampai dengan bias #6 terhitung ibadah?
tutuplah semua itu dengan keikhlasan. Karena keikslasanlah yang membuat
sesuatu itu terhitung ibadah atau tidak. Ibaratnya, jika anda memiliki
keikhlasan yang kita beri angka 1 maka amalan kita sebanyak 700 amalan
(1 keihlasan x 700 amalan) nilainya akan besar. Namun, jika kita tidak
memberikan keikhlasan di dalamnya (0 keihlasan x 700 amalan) nilainya
nol besar! Dan inilah penyempurna dari pelangi ikhtiar.